Ada baiknya sebelum melaksanakan aktifitas di pantai selatan membaca dahulu ulasanini. Mancing di pantai selatan khususnya di pantai Parang Tritis sudah sangat populer, bahkan tidak hanya pemancing lokal saja yang datang, tetapi juga dari wilayah Jakarta, Bandung, Jawa Timur dll.
Mereka rata-rata mancing pasiran dengan target/sasaran yaitu ikan Gatho/Mamung (Diamond Travelly), Caru/Giant Trevally (GT) atau lebih terkenal dengan nama ikan Kuwe.
Nah, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di pantai yang terkenal dengan mitos Ratu Pantai Selatan ini, ada baiknya kita kenali abjad pantai yang sering membawa korban terseret ombak ini, menyerupai diketahui bahwa maritim selatan itu sangat indah namun juga menyimpan sejuta bahaya.
Pasang Surut
Beruntung bahwa dahulu ketika masih bersekolah di SMU telah diajarkan pengetahuan ihwal pasang surut air laut. Pasang surut terjadi jawaban dampak posisi bulan (fisika), perbedaan tekanan udara dan dampak angin (tidak bgtu signifikan).
Di Pantai Parangtritis selama sehari semalam terjadi duakali pasang naik dan pasang turun karena titik waktu edar bulan yang selalu berubah terhadap waktu terbit dan terbenamnya matahari dan setiap hari pasang dan surut terjadi secara teratur.
Perhitungan (rumus Fisika) untuk mengetahui waktu pasang tertinggi yaitu : (4/5 x T + 6) + 1.5 sd 2 jam. Dimana T yaitu tanggal kalender Jawa.
Sedangkan untuk mengetahui surutnya air terendah tinggal mengurangi atau menambah 6 jam (untuk aplikasi rumus tsb, silahkan kontak saya).\
Pemancing sekitar Yogyakarta dan sekitarnya sering menyebut "angkat pasang" untuk air yang bergerak dari rendah ke tinggi, dalam kondisi ini hati-hati dengan barang-barang anda kalau ditempatkan di pasir, sanggup tersapu ombak.Sedangkan "angkat surut" istilah untuk air yang bergerak dari tinggi ke rendah, nah dalam kondisi ini sering terjadi petaka terseret ombak.
Sehubungan dengan ombak, penduduk setempat menyebutnya dengan istilah "nggragaL" atau "Lampor" ini yaitu ombak yang terkenal besar dan terjadinya jawaban tekanan udara yang extreem dibandingkan dengan ombak biasa.
Ombak ini menghasilkan hempasan ke tepi lebih jauh ke darat dan tarikan ke tengah yang kuat. Jika terjadi petaka terseret ke tengah laut, tindakan pertama yang hrs dilakukan yaitu "jangan panik" dan berenanglah menyamping sambil perhatikan ombak yang menghempas ke tepian.
Lebeng dan Plataran
Kalau kita mengamati pergerakan ombak yang menuju tepian pantai berpasir, akan tampak bagai garis lurus yang tidak rapi alias meliuk, ada yang lebih dulu tiba di tepian dan ada yang lebih lambat. Hal ini sanggup terjadi jawaban permukaan dasar maritim yang tidak merata dan juga dampak tiupan angin (walaupun yang ini tidak bgtu signifikan).
Permukaan dasar yang lebih dalam dari sisi yang lain dinamakan "Lebeng" nah di lebeng inilah posisi paling ideal untuk dilempar umpan pancing gaya casting, alasannya yaitu di lebeng inilah sering berkumpul ikan2 predator yang menanti mangsa yang terseret arus ke tengah.
Untuk memilih posisi lebeng sanggup diperhatikan abjad ombak dari maritim yang seharusnya pecah membentuk deburan dan buih putih di posisi 200 sd 300m dari garis pantai tetapi di posisi ini ombak terus bergerak menuju tepi, sementara sisi kanan kirinya sdh terpecah... Inipun sesuai dengan rumus kecepatan ombak (fisika) V = V`g/h
V = kecepatan. V` = akar. g = grafitasi. h = ketinggian. Permukaan air ke dasar.
Artinya h semakin dangkal maka ombak semakin kencang dan pecah. Sedangkan bila h masih cukup dalam, maka V akan tetap melambat shg ombak tetap mengalun dengan anggunnya.
Kebalikan dari Lebeng yaitu "plataran" yaitu bagian-bagian garis pantai yang menjorok ke maritim membentuk tanjung-tanjung kecil, dan lebih dangkal dari kanan kirinya, dikala air maritim surut sejumlah plataran seringkali menjorok sampai jauh ke tengah. Saat pasang, ombak yang melewati plataran ini selalu pecah dan membentuk buih-buih putih, sebagian menuju tepi dan sebagian lagi mengalir menuju Lebeng.
Oleh karena itu org yang karam selalu terseret ke arah lebeng, jangan panik saudara, tetaplah damai dan berenanglah perlahan lahan menuju plataran dan akan terseret ke tepian.
Kabut Garam
Kabut ini terbentuk karena pecahan ombak yang menguap dan meninggalkan butiran-butiran garam yang sangat halus di udara. Biasanya terdapat di sepanjang garis pantai sampai setinggi 15m. Semakin besar ombak semakin tebal pula kabut garam yang terlihat.
Kabut ini sanggup mengiritasi mata pemancing pasiran, karena kabut garam berbeda dengan kabut air, garam jauh lebih kering. Untuk itu jangan berlama2 memandang ke arah angin yang tiba dari laut, krn iritasi ini lebih berat dibandingkan kalau kita berenang di laut.
Nah, untuk mengatasi iritasi ini sanggup gunakan tetes mata kadar lunak atau ambil air steril di bejana kemudian wajah kita masukkan ke bejana sambil kedip-kedipkan mata beberapa kali.
Petir
Petir atau halilintar acapkali terjadi dikala langit agak mendung, di kawasan yang landai pemancing merupakan benda yang tertinggi dari sekitarnya, apalagi joran dari materi carbon (penghantar listrik yang baik) akan sangat berbahaya.
Jangan percaya mitos yang menyampaikan dengan menaruh "bawang" atau rumput di kepala akan menghindari petir. Kena petir tidak ada obatnya.. Karena akan eksklusif hangus menjadi bubuk gosok.
Hewan-hewan yang berbahaya (biota laut)
Sebenarnya Pantai Parangtritis cukup kondusif dari biota laut, serangan hiu juga tidak pernah ada. Yang ada malah pengunjung yang terseret ombak.
Kecelakaan karena bulu babi juga jarang terjadi, tetapi memang sesekali ada ubur-ubur, ikan pari dan ular laut.
Ubur-ubur sebesar jempol berwarna biru (rawe laut) sering muncul di bulan Agustus-September dan banyak yang mati terdampar di pantai, tetapi walaupun sdh mati tentakelnya (juga lendirnya) masih mengandung racun, efeknya sanggup menjadikan kejang-kejang di pangkal sendi bahkan orang-orang tertentu yang sangat sensitif akan pingsan.
Pertolongan pertama kalau kena ubur-ubur ini, ambil pasir kemudian gosok-gosokkan di kawasan yang terkena ubur-ubur tadi, kemudian ambil jingking (undur-undur laut) gosok-gosokkan sekalian di kawasan tadi. Biasanya keadaan korban membaik dengan cara ini, dan kalau tidak juga membaik segera bawa ke dokter.
Hewan lain yang cukup berbahaya yaitu ikan pari penduduk sekitar menyebutnya ikan "pe tuko" bentuk lingkaran pipih sebesar piring (bisa lebih besar lagi) dan berwarna coklat muda, ekornya lingkaran panjang dan agak meruncing di pecahan ujungnya. Pada pangkal ekornya terdapat patiL yang sangat beracun.
Terkena patil pe tuko mula2 terasa menyerupai tertusuk duri, kemudian mati rasa. Pangkal kaki atau pangkal lengan terasa kejang-kejang (seperti yang pernah dialami rekan penulis - red). Satu-satunya cara mengatasinya yaitu dengan menusuk paku panas berulangkali di lokasi sengatan sampai korban sanggup mencicipi panas pakunya. Ada juga yang menggunakan minyak rem kendaraan beroda empat atau air seni yang disiramkan ke luka patiL tsb (tidak direkomendasi-red).
Yang terakhir patut diwaspadai yaitu ular laut, ular ini biasa terdampar ke tepi oleh hempasan ombak. Di pantai pasir, ular yang betuk ekornya pipih dan sebesar jari telunjuk ini sulit bergerak tetapi akan menggigit kalau terinjak, kalau menjumpai ular ini tidak perlu ambil kayu kemudian membunuhnya, cukup menghindar atau timbun dengan pasir kemudian injak injak biar tidak membahayakan pengunjung lain.
Nah saudaraku yang akan ke pantai bendo tritis, semoga ulasan saya cukup membantu, terutama untuk keselamatan diri.
0 Response to "Infoikan -Mengenal Abjad Pantai Selatan (Parang Tritis Yogyakarta)"
Post a Comment